https://journal.ittelkom-pwt.ac.id/index.php/jtece/issue/feed Journal of Telecommunication Electronics and Control Engineering (JTECE) 2025-01-27T20:31:35+08:00 Indah Permatasari,S.Si., M.Si. indah@ittelkom-pwt.ac.id Open Journal Systems <ul> <li class="show" style="text-align: left;">Journal of Telecommunication, Electronics and Control Engineering (JTECE) is a scientific journal organized by Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro of <strong>Institut Teknologi Telkom Purwokerto</strong>, Indonesia.</li> <li class="show" style="text-align: left;">JTECE welcomes all journals in the research field of <strong>telecommunications, Electronics, </strong>and<strong> Control Engineering</strong>. <br>This journal aims to publish high-quality research journals for society and improve scientific research productivity.</li> <li class="show" style="text-align: left;">JTECE is published twice a year in <strong>January</strong> and <strong>July</strong>. The articles could be in <strong>Bahasa Indonesia</strong> or <strong>English</strong>.<br><br></li> </ul> <p><img class="" style="width: 361.875px; height: 158.17275px; display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" src="https://i.ibb.co/2ng2PRR/sinta-3.jpg" alt="sinta-3" width="229.5" height="100.5" data-is360="0" data-load="full"></p> https://journal.ittelkom-pwt.ac.id/index.php/jtece/article/view/1494 Characteristics of UHF Propagation Channels Due to the Impact of Vegetation on WSN in The Tropical Forests 2025-01-27T20:31:32+08:00 Indah Kurniawati indah.conan@gmail.com Ridho Akbar ridho.akbar@um-surabaya.ac.id Reynanda Bagus Astomo reynanda.bagus@um-surabaya.ac.id <p>Penggunaan komunikasi nirkabel dalam Wireless Sensor Network pada smart garden memerlukan informasi tentang besar redaman yang disebabkan oleh tumbuhan. Oleh karena itu, dilakukan pengukuran Received Signal Strength Indicator (RSSI) yang diterima oleh perangkat XBee S2C di area Hutan Bambu, Surabaya, untuk beberapa panjang vegetation depth dan tinggi antena yang berbeda. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara RSSI untuk tinggi antena 1 m dan 2 m, sedangkan RSSI yang lebih baik diperoleh pada antena dengan tinggi 3 m. Antena yang dipergunakan adalah antena monopole vertikal untuk frekuensi 2,4 GHz. Hal ini disebabkan bahwa pada tinggi antena 3 m jumlah tumbuhan yang menjadi penghalang lebih sedikit daripada pada antena 1 m dan 2 m. Dari hasil pengukuran juga diketahui bahwa dengan tinggi antena tersebut paket data dapat diterima hingga panjang vegetation depth 80 m. Kemudian redaman yang dihasilkan dari perhitungan menyebutkan bahwa trend yang dihasilkan sesuai dengan trend redaman dengan&nbsp; Model Weissberger, ITU-R, dan FITU-R, tetapi dengan nilai yang lebih tinggi. Hal ini bisa disebabkan karena perbedaan metode pengukuran, lokasi, halangan, dan iklim dan cuaca yang berbeda. Untuk memprediksikan redaman pada jarak kedalaman vegetasi tertentu, maka berdasarkan hasil perhitungan redaman dibuatlah suatu persamaan linear perhitungan redaman sebagai fungsi jarak.</p> 2025-01-27T00:00:00+08:00 ##submission.copyrightStatement## https://journal.ittelkom-pwt.ac.id/index.php/jtece/article/view/1496 Fall Detector pada Lansia berbasis IoT Menggunakan Sensor MPU-6050 dan Sensor GPS Neo 6M 2025-01-27T20:31:32+08:00 Laila Fitriandini lailafitriandini@gmail.com Suhardi Suhardi suhardi@siskom.untan.ac.id Kartika Sari kartika.sari@siskom.untan.ac.id <p class="p1">Lanjut usia merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Jatuh merupakan kecelakaan yang paling umum terjadi pada lansia dan dapat menyebabkan patah tulang, cidera kepala, cacat bahkan kematian. Di Indonesia, prevalensi cidera jatuh pada penduduk diatas usia 55 tahun mencapai 49,4%, umur di atas 65 tahun keatas 67,1%, dan umur 75 tahun keatas 78,2%. Penelitian ini bertujuan membangun suatu sistem pendeteksi jatuh berbasis Internet of Things (IoT) pada lansia menggunakan sensor MPU-6050 dan sensor GPS Neo 6M. Sensor MPU-6050 berfungsi untuk membaca percepatan gravitasi, sedangkan sensor GPS Neo 6M berperan dalam mendeteksi titik lokasi. Metode penelitian melibatkan pengumpulan data dari sensor dan analisis menggunakan teknik pemrosesan sinyal untuk mendeteksi jatuh. Data lokasi ditampilkan pada Google Maps melalui aplikasi Android. Saat jatuh terdeteksi, buzzer menyala dan notifikasi push muncul pada perangkat Android. Akurasi deteksi lokasi oleh sensor GPS Neo 6M diukur menggunakan Root Mean Square Error (RMSE), dengan nilai error 3,47 meter untuk RMSEx, 3,07 meter untuk RMSEy, dan 4,63 meter untuk RMSEr. Rata-rata delay respon sistem notifikasi adalah 4,71 detik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem ini dapat mendeteksi jatuh dan memberikan notifikasi lokasi dengan akurasi dan waktu respon yang memadai, sehingga dapat meningkatkan keselamatan lansia.</p> 2025-01-27T00:00:00+08:00 ##submission.copyrightStatement## https://journal.ittelkom-pwt.ac.id/index.php/jtece/article/view/1619 The Design of NB-IoT Network for Smart Metering Infrastructure in Residential Area 2025-01-27T20:31:33+08:00 Melinda Br Ginting melindag@telkomuniversity.ac.id Solichah Larasati solichahl@telkomuniversity.ac.id Alfin Hikmaturokhman alfinh@telkomuniversity.ac.id Noor Amelia namelia@student.telkomuniversity.ac.id <p>Berbagai aplikasi Internet of Things (IoT) semakin populer saat ini, karena menawarkan berbagai solusi untuk mempermudah segala aktifitas yang dapat dipantau dari jarak jauh. Narrowband IoT (NB-IoT) merupakan salah satu teknologi komunikasi Low Power Wide Area (LPWA)&nbsp; yang dirancang khusus untuk mendukung perangkat IoT dengan konsumsi daya rendah dan jangkauan yang luas. NB-IoT didukung oleh Long-Term Evolution (LTE) dengan memanfaatkan sebagain bandwidth dari LTE dan dengan standar 3GPP Release 13, menjadikan NB-IoT menjadi teknologi tepat guna bagi masyarakat. Smart metering adalah salah satu aplikasi yang menggunakan NB-IoT sebagai gateway infrastruktur untuk konektivitas yang diperlukan untuk menjamin terkoneksinya layanan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang jaringan NB-IoT dengan skema standalone untuk infrastruktur smart metering di area perumahan Purwokerto. Metode yang digunakan meliputi analisis kebutuhan jumlah site jaringan dan simulasi kinerja jaringan untuk memastikan kualitas layanan yang memadai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perancangan jaringan NB-IoT mampu menyediakan konektivitas yang handal dan efisien bagi sistem smart metering di area perumahan. Hal ini dapat diketahui dari hasil simulasi perancangan jaringan diperoleh sebanyak 7 site yang mampu melayani area perumahan. Sehingga, diperoleh hasil Received Signal Strength Indicator (RSSI)&nbsp; yang diperoleh untuk mengetaui kuat sinyal memperoleh nilai sebesar -50 dBm sampai -60 dBm yang mampu mencakup 80% area perumahan</p> 2025-01-27T00:00:00+08:00 ##submission.copyrightStatement## https://journal.ittelkom-pwt.ac.id/index.php/jtece/article/view/1632 Virtual Privat Network: Koneksi Keamanan Pada Aplikasi Berbasis Android 2025-01-27T20:31:33+08:00 Jafaruddin Gusti Amri Ginting jafargustiamri@telkomuniversity.ac.id bongga arifwidodo bongga@ittelkom-pwt.ac.id Eka Wahyudi ekawahyudi@telkomuniversity.ac.id <p>Kasus pencurian data informasi, seperti data pribadi, PIN, dan OTP, semakin meningkat akibat serangan dari penyerang. Serangan ini dilakukan dengan mengirimkan payload berupa skrip berbahaya yang di-<em>inject</em> ke dalam aplikasi Android melalui berbagai perantara, seperti email dan media sosial. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan analisis mendalam untuk memahami kemampuan <em>malware</em> dan memberikan langkah mitigasi yang tepat sehingga data informasi tidak dicuri oleh penyerang. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh penggunaan <em>Virtual Private Network</em> (VPN) terhadap aplikasi Android yang terinfeksi malware dengan teknik serangan <em>Command and Control</em> (C&amp;C) <em>attack</em>. Skenario pengujian dilakukan dengan membandingkan dua kondisi: perangkat Android tanpa VPN dan perangkat Android dengan VPN. Pengujian mencakup pengukuran kemampuan serangan C&amp;C dalam mengakses data sensitif serta evaluasi kinerja sistem, seperti kecepatan koneksi internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan VPN dapat membatasi akses penyerang dengan memblokir komunikasi C&amp;C, sehingga meningkatkan perlindungan keamanan data. Namun, hasil pengujian juga menunjukkan adanya penurunan performa koneksi internet sebesar 10,7% saat menggunakan VPN.</p> 2025-01-27T00:00:00+08:00 ##submission.copyrightStatement## https://journal.ittelkom-pwt.ac.id/index.php/jtece/article/view/1653 Performance of LDPC Codes in Multipath OFDM System 2025-01-27T20:31:34+08:00 Reni Dyah Wahyuningrum reni.dyahwahyuningrum@polines.ac.id Lia Hafiza liahfza@telkomuniversity.ac.id Khoirun Niā€™amah khoirunn@telkomuniversity.ac.id Solichah Larasati solichahl@telkomuniversity.ac.id Ida Udlhiya ida.udlhiya@polines.ac.id <p>In fifth-generation wireless networks (5G), a significant challenge arises: delivering high-speed data transmission and extensive networking services while maintaining a low bit error rate (BER). To meet the demands of 5G services, Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) emerges as a promising technique for ensuring high-quality communication and an FFT size of 256. Moreover, several channel coding methods have been employed to enhance BER performance. Among these methods, Quasi Cyclic- Low-Density Parity Check (QC-LDPC) has become the established standard for high-speed data transmission in 5G networks. However, implementing these coding methods in conjunction with 5G standard specifications presents various complexities and challenges. In this research, we analyze QC-LDPC in multipath fading using OFDM. The performance of QC-LDPC codes at a BER of 10-3 can be achieved with an SNR of 15 dB for OFDM with QC-LDPC codes and an SNR of 20 dB for OFDM. The inclusion of QC-LDPC coding in the OFDM system significantly improves performance by reducing the required SNR for a BER of 10-3 from 20 dB (uncoded) to 15 dB (coded), a 5 dB reduction. Channel coding with QC-LDPC also enhances system efficiency by consistently decreasing the BER across various SNR values. These results confirm that QC-LDPC coding provides better reliability and performance than the uncoded OFDM system.</p> 2025-01-27T00:00:00+08:00 ##submission.copyrightStatement## https://journal.ittelkom-pwt.ac.id/index.php/jtece/article/view/1640 Sistem Deteksi Gas Beracun CO dan NOx Pada Kabin Mobil Berbasis Internet of Things 2025-01-27T20:31:34+08:00 Andhika Ihza Yusuf Gunadi andhikaihza123@gmail.com Danny Kurnianto dannykurnianto@ittelkom-pwt.ac.id Nur Afifah Zen nurafifahzen@telkomuniversity.ac.id <p>Gas karbon monoksida tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Karbon monoksida mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya ketika terhirup karena gas masuk kedalam aliran darah dan dapat menempel pada <em>hemoglobin</em> dan tidak dapat memasok udara kedalam tubuh yang mengakibatkan manusia dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit tanpa disadari, sementara gas nitrogen oksida dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan pada paru-paru yang dapat merusak jaringan mukosa. Tujuan penelitian ini merancang sistem dalam bentuk <em>prototype</em> yang dapat mendeteksi gas karbon monoksida dan gas nitrogen oksida. Pada sistem ini menggunakan ESP32 sebagai olah data dari sensor, sensor MQ-7 sebagai pendeteksi gas karbon monoksida, sensor MQ-135 sebagai pendeteksi gas nitrogen oksida. Setiap informasi dikirimkan secara <em>real-time</em> melalui internet oleh mikrokontroler, sehingga dapat dipantau menggunakan aplikasi <em>blynk.</em> Apabila kadar gas karbon monoksida dan nitrogen oksida yang terukur melebihi batas yang ditentukan, maka mikrokontroler akan memberikan perintah motor servo untuk membuka jendela <em>prototype</em> dan memberikan peringatan suara melalui <em>buzzer.</em> Pengujian pada sensor MQ-7 memberikan hasil dengan rata-rata <em>error </em>sebesar 4,27% dan rata-rata akurasi 95,73%. Kemudian pada pengujian sensor MQ-135 juga memberikan hasil dengan rata-rata <em>error</em>&nbsp; sebesar&nbsp; 5,57% dan rata-rata akurasi 94,43% untuk gas NOx.</p> 2025-01-27T00:00:00+08:00 ##submission.copyrightStatement## https://journal.ittelkom-pwt.ac.id/index.php/jtece/article/view/1618 T-Shaped MIMO Antenna Design with Defected Ground Structure and Parasitic Elements for 5G Application 2025-01-27T20:31:34+08:00 Ayu Mika Sherila ayu.sherila@upnvj.ac.id Umaisaroh Umaisaroh umaisaroh@mercubuana.ac.id Mudrik Alaydrus mudrikalaydrus@mercubuana.ac.id <p class="JTECEabstract"><span lang="IN">5G technology is designed to improve efficiency, network capacity, data rate, and coverage with low power consumption. This requires the design of suitable antennas for 5G wireless communications to achieve optimal bandwidth, radiation, efficiency, and performance. MIMO antenna designs use multiple antennas and face the main challenge of reducing mutual coupling between adjacent antenna elements. In this study, the MIMO antenna is designed using T-shaped DGS Technique and parasitic elements. The DGS technique is developed by creating a specific area on the ground plane of the antenna to improve its performance. By incorporating DGS concepts and parasitic elements into the design, the aim is to achieve large bandwidth and high gain. This antenna has dimensions of 52 mm x 12 mm and is simulated using Ansys HFSS software. Measurement results for the antenna using Rogers Duroid RT5880 substrate show a mutual coupling value of -54.2 dB, return loss of -11.1 dB, gain of 13.11 dB, and a sufficiently wide bandwidth. Thus, the proposed antenna can operate at a frequency of 28 GHz, meeting the requirements for 5G applications.</span></p> 2025-01-27T00:00:00+08:00 ##submission.copyrightStatement## https://journal.ittelkom-pwt.ac.id/index.php/jtece/article/view/1636 IoT-Based Dual Axis Solar Tracker Design on Monocrystalline Photovoltaic for Hydroponic Plant Water Pump Power Supply 2025-01-27T20:31:35+08:00 Andrizal Haryufathanan Danarparasaji andrizal.20063@mhs.unesa.ac.id Subuh Isnur Haryudo subuhisnur@unesa.ac.id Tri Wrahatnolo triwrahatnolo@unesa.ac.id Miftahur Rohman miftahurrohman@unesa.ac.id <p class="JTECEabstract"><span lang="IN">Hydroponic growing media requires a continuous flow of water usually powered by PLN electricity. If the electricity supply is interrupted, the supply of plant nutrients will be disrupted. The utilization of renewable energy, such as photovoltaic, is an alternative solution. The efficiency of energy conversion is highly dependent on the placement of photovoltaic towards the position of the sun. Solar trackers that direct solar panels to follow the movement of the sun can increase the efficiency of photovoltaic. This research compares the performance of solar panel systems with and without solar trackers and tests the working duration of batteries for hydroponic water pump power supply. The Internet of Things (IoT) concept encompasses the idea of expanding the network of internet-connected devices to control and monitor devices remotely. The results show that the panel with the tracker produces an average voltage of 13.87 Volts and a current of 0.85 Amperes higher than without the tracker (13.36 Volts and 0.63 Amperes), with an efficiency of about 2% between the solar panel using the tracker and the one not using the tracker system. In addition, the battery can work for 12 hours to power the hydroponic water pump without the power obtained by the solar panel. For further development, it is recommended to use more advanced Internet of Things (IoT) technology and improved methods to increase the efficiency of the tracker system</span></p> 2025-01-27T00:00:00+08:00 ##submission.copyrightStatement##