Sistem Deteksi Gas Beracun CO dan NOx Pada Kabin Mobil Berbasis Internet of Things
Main Article Content
Abstract
Gas karbon monoksida tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Karbon monoksida mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya ketika terhirup karena gas masuk kedalam aliran darah dan dapat menempel pada hemoglobin dan tidak dapat memasok udara kedalam tubuh yang mengakibatkan manusia dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit tanpa disadari, sementara gas nitrogen oksida dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan pada paru-paru yang dapat merusak jaringan mukosa. Tujuan penelitian ini merancang sistem dalam bentuk prototype yang dapat mendeteksi gas karbon monoksida dan gas nitrogen oksida. Pada sistem ini menggunakan ESP32 sebagai olah data dari sensor, sensor MQ-7 sebagai pendeteksi gas karbon monoksida, sensor MQ-135 sebagai pendeteksi gas nitrogen oksida. Setiap informasi dikirimkan secara real-time melalui internet oleh mikrokontroler, sehingga dapat dipantau menggunakan aplikasi blynk. Apabila kadar gas karbon monoksida dan nitrogen oksida yang terukur melebihi batas yang ditentukan, maka mikrokontroler akan memberikan perintah motor servo untuk membuka jendela prototype dan memberikan peringatan suara melalui buzzer. Pengujian pada sensor MQ-7 memberikan hasil dengan rata-rata error sebesar 4,27% dan rata-rata akurasi 95,73%. Kemudian pada pengujian sensor MQ-135 juga memberikan hasil dengan rata-rata error sebesar 5,57% dan rata-rata akurasi 94,43% untuk gas NOx.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
[2] R. Sunaryanto and C. Situmorang, “Perbandingan Emisi Gas Buang Antara Motor Bahan Bakar Empat Tak Berbahan Bakar Premium, Pertalite, Dan Pertamax,” Jurnal TechLINK, vol. 4, no. 2, 2020.
[3] M. Ehsani, Y. Gao, S. Longo, and K. Ebrahimi, Modern Electric, Hybrid Electric, and Fuel Cell Vehicles Third Edition. 2018.
[4] M. Gusti, “Diduga Keracunan Gas Buang Kendaraan, Penumpang Tewas di Dalam Kendaraan,” Kompas TV. Accessed: Mar. 31, 2023. [Online]. Available: https://www.kompas.tv/article/97007/diduga-keracunan-gas-buang-kendaraan-penumpang-tewas-di-dalam-kendaraan
[5] Q. Rostanti, “Ayah dan Anak Ditemukan tak Bernyawa di Mobil, Diduga Keracunan Gas CO dari AC,” Republika. Accessed: Sep. 27, 2023. [Online]. Available: https://news.republika.co.id/berita/rxd5z3425/ayah-dan-anak-ditemukan-tak-bernyawa-di-mobil-diduga-keracunan-gas-co-dari-ac
[6] V. C. Sitompul, “Tertidur di Mobil dengan Mesin dan AC Hidup, 2 Wanita Tewas Keracunan Gas CO,” Liputan6. Accessed: Sep. 27, 2023. [Online]. Available: https://www.liputan6.com/global/read/4359670/tertidur-di-mobil-dengan-mesin-dan-ac-hidup-2-wanita-tewas-keracunan-gas-co?page=3
[7] M. Firly Akbar, “Pemanfaatan Sensor MQ-135 Sebagai Monitoring Kualitas Udara Pada Aula Gedung Fasilkom,” Sep. 2021.
[8] F. Ardiansyah, Misbah, and Pressa, “Sistem Monitoring Debu Dan Karbon Monoksida Pada Lingkungan Kerja Boiler Di PT. Karunia Alam Segar,” IKRA-ITH, vol. 2, no. 3, p. 64, 2018.
[9] G. Septian, R. Mardiati, and M. R. Effendi, Perancangan Sistem Deteksi Gas Karbon Monoksida Berbasis Mikrokontroler Arduino pada Kendaraan Roda Empat. 2019.
[10] E. Candra Fauzi, D. Wahiddin, and D. Sulistya Kusumaningrum, “Monitoring Kadar Karbon Monoksida Dalam Mobil Dengan Sensor MQ-9 Berbasis Arduino,” teknologi dan sains, vol. II, no. 1, 2021.
[11] A. Mutmainnah, “Pengembangan Alat Monitoring Kadar Gas Karbon Monoksida (CO) Berbasis IoT,” 2020.
[12] S. Syofian, A. Setiawan, and R. Siregar, “Deteksi dan Monitoring Gas Beracun Carbon Monoksida (CO) Pada Kabin Kendaraan Tua (Odometer > 300k km) dan Hubungannya Terhadap Kepadatan Kendaraan Dengan Metode Fuzzy,” 2021.
[13] N. Anwar, R. R. Saputra, and A. Ichwani, “Internet Of Things Monitoring Sistem Deteksi Gas Carbon Monoksida (CO) Pada Kabin Mobil,” 2022.
[14] M. Asmazori and N. Firmawati, “Rancang Bangun Alat Pendeteksi NOx dan CO Berbasis Mikrokontroler ESP32 dengan Notifikasi Via Telegram dan Suara,” JITCE (Journal of Information Technology and Computer Engineering), vol. 5, no. 02, pp. 57–62, Sep. 2021, doi: 10.25077/jitce.5.02.57-62.2021.
[15] M. Zidni, M. Hannats, H. Ichsan, and S. R. Akbar, “Sistem Monitoring Kesehatan Udara menggunakan Sensor MQ7 dan MQ135 terhadap Berbagai Gas Berbahaya pada Mobil,” 2022. [Online]. Available: http://j-ptiik.ub.ac.id
[16] D. Damar Sumbaga and S. Shofiah, “Pengaruh Blower Terhadap Hasil Uji Kadar Emisi Gas Buang (CO, HC. NOx, Asap) Berbasis Mikrokontroler.,” Teknik, vol. 12, pp. 17–23, 2023, [Online]. Available: http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jt/index
[17] T. Indira, “Deteksi Gas CO dan NOx Berbasis Arduino Sebagai Informasi Kualitas Udara Di Wilayah Semarang,” 2019.
[18] A. Nurfauzi, “Prototype Sistem CO Detector pada Cabin Mobil,” 2020.
[19] Espressif Systems, “ESP32-WROOM-32 Datasheet.” [Online]. Available: https://www.espressif.com/sites/default /files/documentation/esp32-wroom-32_datasheet_en.pdf.
[20] S. Purwo Santoso and F. Wijayanto, “Rancang Bangun Akses Pintu Dengan Sensor Suhu Dan Handsanitizer Otomatis Berbasis Arduino,” Elektro, vol. 10, no. 1, p. 23, 2022.
[21] N. Tulus Ujianto, R. I. Fitria, D. A. Nawangnugraeni, and H. R. Jannah, “Pintu Air Otomatis Pencegah Rob Berbasis Arduino,” vol. 14, no. 1, p. 60, 2023.