Analisis Performansi Jaringan Indihome Fiber di Purwokerto
Main Article Content
Abstract
FTTH merupakan teknologi jaringan menggunakan kabel serat optik sebagai media transmisinya. Transmisi fiber optik memiliki keunggulan dimana sangat mendukung pengiriman informasi triple play secara lebih efektif. Oleh karena itu PT Telkom sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia telah memanfaatkan arsitektur FTTH untuk mendukung layanan triple play, layanan tersebut dikenal dengan Indihome Fiber. Pada jaringan FTTH sering terjadi gangguan pada khususnya untuk layanan Indihome Fiber. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan perhitungan performansi pada parameter link budget dengan 5 sample pelanggan dan perhitungan availability dengan data SLG (Service Level Guarantee) untuk layanan triple play yaitu voice, video dan data. Layanan voice diperoleh dari data SLG pada telepon, layanan video diperoleh dari data SLG pada IPTV dan layanan data diperoleh dari data SLG pada internet. Analisis performansi menggunakan metode perhitungan link budget dengan standar ITU-T G.984 dimana sensitivitas -28 dBm dan availability batas minimal standar dari PT. Telkom 95%. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa daerah Berkoh yang merupakan pelanggan dengan jarak terjauh dari 5 sample perhitungan daya terima diperoleh (-24,014) dBm untuk downlink dan (-28,297) dBm untuk uplink. Perhitungan margin daya didapat hasil 3,986 dBm untuk downlink dan (-0,297) dBm untuk uplink. Berdasarkan perhitungan nilai redaman link budget memenuhi standar, akan tetapi margin daya yang dihasilkan kecil. Hasil availability untuk telepon yang sudah mencapai target sebesar 95,39% dibulan September, availability untuk internet tidak mencapai target, karena banyak gangguan yang disebabkan oleh human error dan availability untuk IPTV sudah mencapai target sebesar 96,72% di bulan Juli dan 97,97% di bulan Agustus.Jaringan FTTH, Triple Play, Link Budget, Availability
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
[2] F. P. D. Nidia, Analisis performansi Dense Wavelength Division Multiplexing jaringan backbone ring Jawa Tengah. Banyumas: IT-Telkom Purwokerto, 2017.
[3] D. Prasetya, Serat Optik. Palembang: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya, 2009.
[4] B. Dermawan, I. Santoso, and T. Prakoso, “Analisis Jaringan Ftth (Fiber To the Home) Berteknologi Gpon (Gigabit Passive Optical Network),” Transmisi, vol. 18, no. 1, pp. 30-37–37, 2016.
[5] K. I. Lestari, Analisis Transmisi Upstream-Downstream Jaringan FTTH menggunakan Teknologi GPON: Studi Kasus di PT.Telkom Akses Purwokerto. Banyumas: IT-Telkom Purwokerto, 2017.
[6] M. R. M. Siahaan, Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) di Perumahan Setra Duta Bandung. Bandung: Universitas Telkom, 2012.
[7] A. V. Putri, D. A. Y. Putri, and A. P. Adi, Analisa Implementasi GPON dan MSAN untuk Layanan Triple Play pada “KOTA 2 ARNET KOTA” PT Telkom Indonesia. Jakarta: Universitas Bina Nusantara, 2012.
[8] D. Aryanta, “Analisis Perbandingan Kinerja Layanan Triple Play pada Jaringan IP dan MPLS Menggunakan NS2,” J. Inform. Itenas, vol. 4, no. 1, pp. 25–37, 2013.
[9] M. I. Yanuardin, S. D. Ryana, and M. R. Rosmiati, “Perancangan Jaringan Ftth (Fiber To the Home),” e-Proceeding Appl. Sci., vol. 2, no. 1, pp. 325–331, 2016.